Langsung ke konten utama

5 'Guilty Pleasure' di Media Sosial


Bermula dari Friendster lalu diikuti dengan MySpace, Facebook, kemudian hadir Twitter, Youtube, Tumblr, Flickr, Instagram, Path, MavenSay, dan masih banyak lagi media sosial lainnya. Tetapi sebenernya apa sih tentang sosial media yang membuat kita seolah selalu terpancing untuk mengunjunginya terlalu sering?


Tujuan masing-masing orang untuk bergabung dalam setiap media sosial yang ada nampaknya berbeda-beda. Ada yang menggunakan media sosial sebagai media supaya bisa terhubung dengan kolega atau teman lama, ada juga yang menggunakannya untuk bisa lebih terhubung dekat dengan artis idola, dan buat para selebritas pun media sosial ini seolah dapat menghubungkan mereka lebih dekat dengan para penggemar serta sebagai media untuk mempromosikan hasil karya mereka.

Tapi buat saya sendiri sosial media ini lebih saya gunakan untuk terhubung dengan semua orang yang mengenal saya, baik itu kolega, teman lama, maupun teman baru dengan menyimak kabar terbaru dari mereka, dan juga untuk mendapatkan informasi terkini baik dari dunia musik, berita dalam dan luar negeri, dunia film, dan masih banyak lagi.

Because everything seems to go viral now, saya bisa mengetahui topik apa yang sedang menjadi top tren di dunia Twitter atau bahkan mengecek kondisi jalanan apakah macet atau tidak dengan hanya mengetikkan beberapa kata kunci di Twitter. Dan sebenarnya masih ada beberapa hal yang terkadang biasa dilakukan di media sosial, hal yang bisa dibilang menjadi guilty pleasure di kala senggang atau di kala sedang jenuh.

Berikut ini adalah beberapa 'guilty pleasure' alias kesenangan yang sebenarnya dibarengi rasa bersalah di media sosial :

Menyimak 'tweet war' (perang tweet)



Setiap orang punya hak untuk memiliki pendapat, baik itu sama atau berbeda. Perbedaan pendapat ini terkadang bisa memicu timbulnya perang tweet ketika satu pendapat itu diumumkan di media sosial. Bagi saya yang menganggap perbedaan pendapat itu wajar saja dan tidak perlu dijadikan alasan untuk berperang di media sosial, tetap tweet war ini menjadi satu hal yang terkadang menarik untuk disimak.

Mengintip foto pamer selebritas






Mungkin Anda bisa menyebutkan beberapa nama selebritas pada saat membaca caption di atas. Saya mengatakan ini tidak dalam konteks negatif, lho! Tapi saya tetap mendapat informasi baru dari kegiatan mengintip ini, khususnya dalam dunia fashion.

Menonton video yang mengundang senyum



Di kala mood sedang tidak bagus, biasanya sebagai mood booster saya suka mengunjungi laman
YouTube untuk menonton video klip yang cheesy atau hanya video lucu yang menghibur. Biasanya mood saya membaik seketika.

Menyimak tweet “lucu” selebritas



Banyak selebritas yang aktif di media sosial khususnya Twitter. Dari tweet yang mereka post, ada yang menghibur, ada pula yang menimbulkan kontroversi. Biasanya juga ada selebritas yang menciptakan tren “jargon” baru dari Twitter mereka, ada pula yang mencoba menghibur pengikut mereka dengan game atau pantun yang akhirnya dilanjutkan bersaut-sautan dengan rekan-rekannya, dan ada pula yang selalu berupaya mengemukakan komentar mereka terhadap satu orang atau masalah yang sedang ramai diperbincangkan dan akhirnya menjadi kontroversi. Tetapi semuanya tetap menggoda hasrat kita untuk menyimak.

'Stalking' mantan atau mantannya pasangan



Uuups! Ya, ini adalah salah satu guilty pleasure yang paling berbahaya bagi kesehatan hati Anda. Jujur saya sudah tidak pernah melakukan ini lagi, tetapi dari cerita beberapa teman saya, terbukti hal ini masih sering dilakukan oleh orang-orang yang belum bisa move on dari mantan pasangannya karena mungkin baru saja mengakhiri hubungan, atau justru baru menjalin kasih dengan pasangan baru dan perlu menyelidiki apakah sang mantan dari pasangan kita sekarang masih tersangkut dalam rasa yang pernah ada atau hanya sekadar ingin tahu seberapa sukses atau malah sengsaranya mantan tersebut setelah berpisah dari Anda.

Pesan saya, sebaiknya jangan pernah melihat lagi ke belakang karena langkah kita harus menuju ke depan. Bukan berarti tidak boleh, silakan saja tetapi jika Anda sudah memasuki bab baru dalam hidup, biarkan yang sudah berlalu cukup menjadi bagian dari pengalaman hidup saja.

Sumber 

Komentar